Oleh: Alim Puspianto, M.Kom – Kadiv. II Operasi PP SAR Hidayatullah
Beberapa tahun ini gunung gunung di Indonesia kebanjiran para pendaki. Hal ini menjadikan jalur pendakian layaknya car free day dan pos pos pendakian laksana mall yang penuh sesak dengan pengunjung. Trend mendaki atau muncak yang semakin “mewabah” ini tak lepas dari beberapa faktor. Mulai dari adanya film film tentang pendakian dan adanya tuntutan life style di kalangan generasi zaman now yang selalu dahaga akan update status dan konten di medsosnya. Karena memang status sosial mereka sangat ditentukan oleh medsos yang mereka punya.
Nah, salah satu efek dari fenomena tersebut kita melihat banyaknya kecelakaan yang terjadi dalam dunia pendakian. Hal itu tidak lain karena banyak dari para pendaki pemula yang minim ilmu dan persiapan lainnya dalam hal pendakian. Khususnya para generasi alay yang menjadikan pendakian hanya sebatas untuk gaya gayaan saja. Mereka mendaki hanya demi kelihatan “wao” di mata teman temannya. Sehingga selama perjalannan di jalur pendakian mereka habiskan untuk selfi, membuat konten dan update status di medsos saja.
Baca juga: Seri Survival Spring Snare
Bahkan kita juga melihat di media, tidak sedikit dari mereka yang sampai menemui ajalnya di jalur pendakian. Tentunya hal ini menjadi catatan kelam bagi dunia pendakian. Pertanyaannya adalah bagaimana usaha atau upaya yang harus dilakukan dalam meminimalisir kecelakaan di jalur pendakian. Tentu langkah yang paling tepat adalah dengan menggencarkan edukasi dan pelatihan pendakian kepada generasi zaman now. Dengan adanya hal tersebut diharapakan mereka punya cukup bekal sebelum melakukan pendakian. Sehingga kecelakaan di jalur pendakian akan semakin berkurang.
Baik narasi diatas adalah sebagai prolognya saja..hehehehe. Tapi jangan khawatir tetap nyambung ko dengan bahasan di bawah ini….
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang salah satu teknik bertahan hidup dalam cuaca dingin yang ekstrim. Hal ini menjadi penting karena selain medan pendakian yang harus ditaklukan, salah satu tantangan terberat yang dihadapi oleh seorang pendaki adalah cuaca dingin yang selalu mengancam setiap saat. Jika kita tidak kuat menahan dingin dan tidak tahu teknik mengatasinya maka bisa dipastikan kita akan terkena Hypotermia. Yaitu suatu penyakit mematikan yang disebabkan cuaca dingin yang ekstrim. Baik langsung saja ya….
Salah satu teknik bertahan dari dinginnya udara gunung yang menusuk tulang yaitu dengan menggunakan emergency blanket. Apa itu emergency blanket, yup,,,, sebagaimana namanya alat ini memang berupa sebuah selimut darurat atau biasanya disebut juga sebagai thermal blanket (selimut panas). Bagi para penggiat alam bebas tentu sudah tidak asing dengan alat ini. Tapi bagi pendaki pemula mungkin alat ini tergolong unik dan lewat tulisan ini saya akan sedikit mengulasnya, semoga ada manfaatnya hehehehe.
Baik, fungsi dari emergency blanket ini adalah mampu memerangkap panas yang keluar dari tubuh seseorang. Sehingga jika ada orang yang kedinginan kemudian ia menyelimuti tubuhnya dengan menggunakan alat ini, maka orang tersebut akan tetap merasakan kehangatan. Hal ini disebabkan panas tubuhnya terperangakap oleh thermal blanket tersebut.
Baca juga: Seri Survival, Arapuca Indian Style
Gambaran mudahnya tentang sistem kerja emergency blanket ini adalah seperti termos air panas. Pasti kalian tahu semua kan sistem kerja termos air panas. Intinya adalah jika air panas dimasukan kedalamnya dan ditutup maka panas air akan awet sampai beberapa jam bahkan seharian. Begitulah kira kira sistem kerja emergency blangket yang mampu menahan panas tubuh sehingga badan tetap dalam kondisi hangat.
Emergency blanket ini terbuat dari lembaran plastik tak berpori yang berlapis dengan aluminium foil. Sehingga sangat ringan dan praktis untuk dibawa ketika sedang pendakian atau outdoor aktivity lainnya. Karena begitu urgennya, menjadikan alat ini termasuk dalam perlengkapan wajib yang harus masuk ke dalam survival kit.
Adapun cara menggunakan emergency blanket ini yaitu dengan menyelimutkannya ke bagian tubuh kita. Bisa juga dililitkan melingkari tubuh, kemudian kita pakai jaket agar lebih hangat dan nyaman. Oh ya harga emergency blanket ini juga sangat murah, paling kisaran Rp. 8.000 sampai Rp. 15.000 an. Bisa iseng iseng intip di toko online…tapi yang lebih mahal juga banyak…hehehehe
Sebagai tambahan dan penguatan akan pentingnya alat emergency blangket ini, sehingga kita harus selalu menyediakannya ketika ada kegiatan outdoor. Saya sendiri sangat merasakan manfaat dari penggunaan alat multi fungsi ini. Awalnya agak sangsi juga apa iya ya emergency blanket ini bisa berkerja sebagaimana yang pernah saya pelajari. Ternyata benar, beberapa kali saat berkegitan outdoor, saya sangat terbantu dengan adanya emergency blanket ini.
Baca juga: Survival Cara Membuat Api Dengan Flint Stone
Bahkan ketika saya sakit dan merasakan panas dingin, sampai sampai seluruh tubuh saya menggigil semua. Dengan bekal ilmu dan selalu menyediakan emergency blanket di rumah, Alhamdulillah alat tersebut sangat membantu dan bisa menstabilkan kondisi tubuh yang menggigil kedinginan.
Nah, agar kita benar benar tahu dan bisa merasakan manfaat dari emergency blanket ini, saya sarankan untuk kita semua agar selalu membawa “selimut penyelamat jiwa” ini saat melakukan outdoor aktivity. Baik itu saja sharing kali ini semoga bermanfaat. Salam kompak dibagi rata…