Coban Rondo, Batu – Suasana sejuk dan asri di Bumi Perkemahan Coban Rondo menjadi saksi antusiasme ratusan siswa SMP dan SMA Ar Rohmah IIBS dalam kegiatan Supercamp yang berlangsung pada Kamis-Sabtu, 1-3 Mei 2025. Dalam agenda tersebut, SAR Hidayatullah Jawa Timur turut ambil bagian dengan memberikan materi singkat namun padat seputar Medical First Responder (MFR) dan Manajemen Evakuasi.
Kegiatan ini menjadi salah satu sesi unggulan dalam Supercamp karena mengangkat tema kesiapsiagaan menghadapi keadaan darurat, khususnya di lingkungan sekolah, asrama dan perkemahan. Empat instruktur dari SAR Hidayatullah Jatim hadir langsung untuk membimbing para peserta: Tri Hari Setyawan, Umar, Akhwan Khumaidi, dan Muzzamil.
Para instruktur tampil memberikan pemaparan edukatif yang interaktif. Mereka mengajak para peserta untuk memahami dasar-dasar pertolongan pertama, termasuk penilaian kondisi korban, teknik pembalutan luka, serta simulasi posisi pemulihan. Peserta tampak antusias saat diminta mempraktikkan langsung cara membuka jalan napas dan menstabilkan korban sebelum tenaga medis datang.
“Anak-anak muda seperti kalian harus dibekali keterampilan dasar untuk menyelamatkan nyawa, bukan hanya untuk orang lain, tapi juga untuk diri sendiri,” tegas Akhwan dalam sesi pengantarnya. “MFR adalah keterampilan dasar yang sangat penting untuk dimiliki oleh siapa saja, apalagi bagi mereka yang aktif dalam kegiatan outdoor seperti Supercamp. Dengan keterampilan ini, para siswa dapat memberikan pertolongan pertama dengan tepat sebelum bantuan medis lebih lanjut datang,” lanjutnya.
Umar melanjutkan dengan materi manajemen evakuasi, yang mencakup strategi evakuasi aman, pemetaan risiko di lingkungan perkemahan, hingga teknik lifting and moving korban menggunakan tandu darurat. Ia menekankan pentingnya koordinasi dan komunikasi saat terjadi bencana atau kecelakaan, terutama dalam kegiatan luar ruang seperti perkemahan.
“Manajemen evakuasi yang baik dapat menyelamatkan banyak nyawa. Oleh karena itu, kami memberikan latihan untuk mempersiapkan mereka menghadapi berbagai skenario evakuasi yang mungkin terjadi dalam kegiatan seperti ini,” jelas Umar. “Jangan tunggu jadi relawan baru belajar. Justru anak sekolah pun harus tahu apa yang harus dilakukan ketika musibah datang tiba-tiba.” lanjut Umar yang juga dikenal sebagai pelatih Pandu Hidayatullah.
Materi yang diberikan tidak hanya teoritis, tetapi juga penuh praktik. Peserta dibagi menjadi kelompok kecil untuk mengikuti simulasi pertolongan korban cedera akibat jatuh di medan licin, evakuasi dalam kondisi gelap, hingga pengelolaan titik kumpul darurat. Para instruktur memberikan evaluasi langsung terhadap gerakan dan respons peserta, membuat suasana latihan semakin hidup dan bermakna.
Tri Hari Setyawan, Ketua SAR Hidayatullah Jawa Timur, menjelaskan bahwa keterlibatan SAR Hidayatullah dalam kegiatan seperti ini merupakan bagian dari komitmen edukatif kepada generasi muda. “Kami ingin menanamkan mindset kesiapsiagaan sejak dini. Ini bagian dari dakwah kemanusiaan yang kami usung di SAR Hidayatullah,” tuturnya.
Kegiatan pelatihan MFR dan Manajemen Evakuasi ini pun mendapat apresiasi tinggi dari panitia Supercamp dan pihak sekolah. Mereka berharap pelatihan seperti ini bisa menjadi agenda tahunan dan melibatkan lebih banyak sekolah.
“Ini bukan sekadar pelatihan. Ini pembekalan hidup. Anak-anak kami jadi lebih siap, lebih percaya diri menghadapi situasi darurat,” ujar salah satu guru pendamping.
Melalui kolaborasi yang solid antara SAR Hidayatullah Jawa Timur dan SMP-SMA Ar Rohmah IIBS, acara ini berhasil memberikan kontribusi besar dalam pengembangan kapasitas siswa di bidang keselamatan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan dan memperluas jangkauan untuk mendidik lebih banyak generasi muda yang tangguh, peduli serta berkarakter. (aka)