Home » Artikel » Seri Survival: Spring Snare

Seri Survival: Spring Snare

by admin
0 comment
Seri Survival Spring Snare

Seri Survival Spring Snare

Oleh: Alim Puspianto, M.Kom – Kadiv. II Operasi PP SAR Hidayatullah

Menjadi sebuah keharusan bagi para penggiat outdoor aktivity untuk bisa menguasai beberapa keahlian dalam seni bertahan hidup atau survival. Khususnya keahlian tentang membuat snare and trap untuk hewan liar. Hal ini penting karena setiap kali beraktivitas di alam bebas banyak kemungkinan bisa terjadi. Bahkan sampai pada kondisi tersesat dan kehabisan bahan makanan.

Baca juga: Survival Mendapatkan Air dengan Teknik Transpirasi

Maka pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang salah satu cara membuat snare and trap yaitu spring snare. Sistem jerat ini tergolong jenis jerat yang cara pembuatannya sangat simpel dan mudah. Alat dan bahannya juga sangat sederhan dan ringan dibawa. Tapi walaupun sederhana tetap saja alat dan bahannya harus kita sediakan di survival kit kita.

Spring snare ini bisa dipakai untuk menjerat beberapa jenis hewan, mulai dari bangsa burung sampai pada hewan berkaki empat yang berukuran kecil. Tinggal kita sesuaikan dengan hewan targetnya, tentunya yang dijadikan target adalah hewan yang sering lalu lalang atau muncul di daerah tersebut. Agar jerat lebih cepat menghasilkan maka kitapun harus menambahi spring snare tersebut dengan pancingan sedikit makanan kesukaan hewan yang kita bidik.

Alat dan Bahan Spring Snare

Alat dan Bahan Spring Snare

Alat dan bahan:
1. Pisau atau parang
2. Tali
3. Biji bijian atau makanan pemancing/ umpan
4. Beberapa ranting kayu

Bahan dan Alat Yang Diperlukan Spring Snare

Bahan dan Alat Yang Diperlukan Spring Snare

Adapun cara pembuatannya spring snare ini sangat simple yaitu pertama kita potong kayu atau ranting pohon, sehingga bentuknya memanjang (panjang menyesuaikan) seperti tongkat pegangan kail pancing. Tongkat kecil ini nantinya akan berfungsi sebagai penarik tali, sehingga diusahakan cari ranting yang lentur dan kuat. Kemudian kita siapkan juga 2 kayu kecil sebagai jangkar. Kita tancapkan 2 kayu jangkar tersebut di tanah dengan jarak antara keduanya kira kira 20 Cm. Kalau bisa cari ranting yang sedikit bercabang sehingga cabangnya bisa kita jadikan sebagai tumpuan atau penahan.

Baca juga: Teknik Membuat Api dengan Fire Starter

Kemudian kita tancapkan satu ranting kecil lagi (tiang penyangga) tepat di tengan tengah kedua ranting tersebut. namun posisinya tidak segaris akan tetapi agak menjauh sehingga nantinya akan terlihat seperti bentuk segi tiga sama sisi. (lihat gambar)

Sistem Sprign Snare

Sistem Sprign Snare

Setelah itu kita tancapkan kayu atau ranting yang panjang (tongkat pegas) dengan jarak yang sudah diukur dan disesuaikan dengan sistem jeratnya. Tak lupa kita ikatkan tali di ujung kayu tersebut dan kita hubungkan talitersebutke tuas sistem. Kemudian di bagian ujung tuas sistem tersebut kita pasangkan tali yang sudah disesuaikan ukuran dan bentuknya. Di ujung tali tersebut kita buat simpul geser (laso knot) yang berfungsi sebagai simpul penjeratnya hewan bidikan.

Baca juga: Seri Survival Arapuca Indian Style

Bersamaan dengan itu juga kita siapkan tongkat penyangga yang merupakan bagian dari sistem jerat. Dimana tongkat penyangga tersebut nantinya akan dihubungkan dengan tuas sistem yang sudah terpasang simpul geser tadi. Setelah semuanya siap kemudian kita buat sistem jeratnya yaitu dengan menarik tali yang terhubung dengan tongkat pegas. Kemudian kita kondisikan sedemikian rupa sehingga sistem jeratnya bisa terbentuk dengan sempurna.

Langkah terakhir adalah dengan menaburkan makanan pemancing di sekitaran sistem jerat. Sehingga jika ada hewan yang makan maka bisa dipastikan akan menyentuh sistem jerat tersebut dan akan langsung terikat oleh talinya. (lihat gambar)

Sistem Jerat Spring Snare

Sistem Jerat Spring Snare

Menjadi catatan bahwa pastikan sebelum jerat benar benar mau kita tinggalkan, alangkah baiknya diuji coba dulu. Hal ini dimaksudkan agar ketika jerat ditinggalkan nantinya jerat benar benar bisa berkerja sebagaimana mestinya. Biasanya yang perlu diperhatikan adalah masalah sensitifitas dari sistem jeratnya. Karena jika sistem jeratnya tidak sensitif maka walaupun ada hewan yang memakan umpannya dan menyentuh sistem jerat, dikhawatirkan sistem jerat tidak akan rusak. Sehingga hewan tersebut bisa pergi dengan selamat.

Demikian sharing kali ini semoga bermanfaat Oh ya bagi yang masih pusing atau belum jelas dengan penjelasan diatas silahkan bisa lihat videonya di chanel youtube saya….hehehehe. *By: Sang Pejuang

You may also like

Leave a Comment